Rasulullah ﷺ Takkan Akui Umatnya yang Dukung Penguasa Dzalim
Hadits Ini Hampir Tidak Pernah Dimunculkan

BATAMBicara | Rasulullah ﷺ telah memprediksi akan adanya penguasa yang memonopoli harta kaum Muslim, tetapi tidak diberikan kepada orang-orang yang berhak atas harta tersebut. Hal ini merujuk pada hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim dalam kitab Riyadush Shalihin karya Imam Nawawi.
Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah ﷺ bersabda, “Kelak akan terjadi sesudahku nanti sikap ‘Atsaroh’ sedangkan orang lain lebih berhak memperolehnya, dan juga beberapa perkara yang engkau semua akan mengingkarinya…,” (Muttafaqun ‘alaih)
Rasulullah ﷺ takkan akui Umatnya yang dukung Penguasa dzalim, kita kadang heran mengapa hadits ini jarang dibahas atau hampir-hampir tak terdengar. Ataukah mungkin kita yang lalai?
Rasulullah ﷺ bersabda ;
«اسْمَعُوا، هَلْ سَمِعْتُمْ أَنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ؟ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الحَوْضَ،َ»
“Dengarkanlah, apakah kalian telah mendengar bahwa sepeninggalku akan ada para pemimpin? Siapa yang masuk kepada mereka, lalu membenarkan kedustaan mereka dan menyokong kezaliman mereka, maka dia bukan golonganku, aku juga bukan golongannya. Dia juga tak akan menemuiku di telaga”.
(THR. Tirmidzi, Nasai dan Al Hakim).
Hai muslim, tahukah kamu apa itu telaga Nabi ﷺ? Setiap Nabi memiliki telaga, dan mereka berbangga dengan banyak pengikutnya yang akan singgah padanya.
Telaga Rasul kita Muhammad ﷺ adalah paling ramai. Padanya ada gelas yang jumlahnya seperti bintang di langit. Siapa yang meminum darinya tak akan haus selamanya. Telaga ini terletak di padang Mahsyar sebelum para hamba melewati shirath. Airnya mengalir dari sungai/telaga Kautsar yang ada di Jannah.
Namun sayang, ada umat Rasulullah ﷺ yang akan diharamkan dan diusir dari telaganya. Tahukah kamu siapa mereka?
Dari Abu Hisyam as-Silmi berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ أَئِمَّةٌ يَمْلِكُوْنَ رِقَابَكُمْ وَيُحَدِّثُوْنَكُمْ فَيَكْذِبُونَ، وَيَعْمَلُوْنَ فَيُسِيؤُونَ، لا يَرْضَوْنَ مِنْكُمْ حَتَّى تُحَسِّنُوا قَبِيْحَهُمْ وَتُصَدِّقُوْا كَذِبَهُمْ، اعْطُوْهُمُ الحَقَّ مَا رَضُوا بِهِ
“Kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang mengancam kehidupan kalian. Mereka berbicara (benjanji) kepada kalian, kemudian mereka mengingkari (janjinya). Mereka melakukan pekerjaan, lalu pekerjaan mereka itu sangat buruk. Mereka tidak senang dengan kalian hingga kalian menilai baik (memuji) keburukan mereka, dan kalian membenarkan kebohongan mereka, serta kalian memberi pada mereka hak yang mereka senangi.” (HR. Thabrani)
Seorang pelaku kedzaliman tentu yang akan menjadi teman dan koleganya adalah mereka mereka yang mendukung kedzaliman pula.
Allah Subahanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang zalim berteman dengan sesamanya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.” (Quran, 6 : 129)
Para Pemimpin Penolak Kebenaran, Penyeru Kemungkaran
Dari Ubadah bin Shamit berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ يَأْمُرُونَكُمْ بِمَا لاَ تَعْرِفُونَ وَيَفْعَلُونَ مَا تُنْكِرُونَ فَلَيْسَ لاِؤلَئِكَ عَلَيْكُمْ طَاعَةٌ
“Kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang memerintah kalian dengan hukum yang tidak kalian ketahui (imani). Sebaliknya, mereka melakukan apa yang kalian ingkari. Sehingga terhadap mereka ini tidak ada kewajiban bagi kalian untuk menaatinya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)
Sebuah zaman akan ada pemimpin-pemimpin pandai berdusta dan menzalimi rakyatnya.
Siapa yang berkawan dengan mereka, selalu membenarkan keputusan pemerintah meski dengan modal dusta, menyokong mereka menzalimi rakyat.
Rasulullah ﷺ mengancam mereka;
Mereka tidak diakui sebagai pengikut Rasul ﷺ. Meskipun mereka merasa diri sebagai pengikut Sunnah/Salaf.
Rasulullah ﷺ tidak sudi dianggap oleh mereka. Wa Lastu Minhu
Mereka diusir dari telaga Nabi ﷺ.
Kamu merasa di atas Sunah Rasûl ﷺ, padahal beliau tidak akui. Karena kamu selalu membela penguasa zalim.
Mohon saksikan ya Allah, bahwa hal ini telah kami sampaikan sebagai bentuk amar ma’ruf nahi mungkar.
Wallahu a’lam bisshowaf
___________________